Bedah Strategi Penulisan Khutbah: Pentingnya Diferensiasi dan Solusi Praktis

pada December 5, 2025 Waktu Membaca 3 Menit
Saudi Arabia – Dalam upaya meningkatkan kualitas literasi dakwah, Ustaz Budi Marta Saudin, B.Sh., M.A. menyampaikan materi krusial bertajuk “Penulisan Khutbah Jumat Setahun” pada hari Kamis (4/12/2025). Forum ini menyoroti pentingnya khutbah Jumat tidak hanya sebagai rutinitas ibadah, melainkan sebagai wasilah penyampaian pesan yang efektif, menggugah, dan solutif bagi umat.
Dalam pemaparannya, Ustaz Budi menekankan bahwa penyusunan teks khutbah—baik untuk kalangan umum, khusus, maupun pribadi—harus memiliki strategi yang matang. Hal ini dimulai dari kepatuhan terhadap rukun khutbah untuk menghindari kesalahpahaman fikih di tengah audiens yang memegang madzhab tertentu, hingga sentuhan kreativitas dalam penyampaian.
Mengubah Sudut Pandang: “Orang Menggigit Anjing”
Salah satu poin utama yang ditekankan Ustadz Budi adalah pentingnya diferensiasi atau keunikan karya. Beliau menggunakan analogi jurnalistik yang menarik: “Anjing menggigit orang itu bukan berita, tetapi orang menggigit anjing itu baru berita.”
Artinya, sebuah khutbah harus tetap berpegang teguh pada syariat, namun mampu mengambil sudut pandang (angle) yang unik, mengejutkan, dan menyentuh jiwa. Materi tidak boleh datar. Tema yang diangkat harus aktual dan relevan dengan fenomena yang sedang dirasakan jamaah, seperti:
  • Hikmah haji dan umrah (saat musimnya).
  • Masalah pendidikan anak dan keluarga.
  • Isu sosial, budaya, dan persatuan umat.
  • Hindari opini politik vulgar; sampaikan nilai kebangsaan secara umum.
Teknik “Hook” dan Kekuatan Bercerita

Agar jamaah tidak bosan, Ustadz Budi membagikan teknik pembuka yang menggugah. “Gunakan kalimat pembuka yang membuat orang ‘terbelalak’. Kalimat pertama harus mampu membuat jamaah langsung tertarik dan menyimak,” ujarnya. 

Selain itu, naskah khutbah disarankan menyertakan kisah nyata atau kisah para ulama. Kisah berfungsi menambah relevansi dan emosi, namun harus dipilah agar singkat, padat, atau diambil potongan pentingnya saja agar waktu tetap efisien.

Padat, Berdata, dan Solutif

Mengingat audiens masa kini yang semakin kritis, Ustadz Budi menyarankan para penulis khutbah untuk mengombinasikan dalil (Ayat dan Hadits) dengan data singkat yang valid. Beliau juga merinci beberapa teknis penulisan agar khutbah lebih “hidup”:

  • Satu Gagasan Besar: Fokus pada satu atau dua poin utama saja agar materi tajam dan jelas.
  • Bahasa yang Hidup: Hindari bahasa kaku yang tidak dipahami audiens. Gunakan kalimat pendek yang “memukul” dan sesuaikan dengan kapasitas jamaah.
  • Punchline Menghentak: Sisipkan kalimat penegas atau pertanyaan retoris (tidak butuh jawaban) untuk menarik kembali perhatian jamaah yang mungkin mulai hilang.
  • Hadirkan Solusi: Khutbah tidak boleh hanya berisi ancaman atau menakut-nakuti. “Khutbah yang baik membawa optimisme, rasa bahagia, dan solusi praktis bagi masalah umat,” tegasnya.
Target Luaran: Buku Kumpulan Khutbah

Sebagai penutup, Ustadz Budi Marta menyampaikan harapan besarnya agar materi ini tidak berhenti di forum saja. Beliau mendorong adanya respon tindakan langsung berupa penyusunan buku khutbah oleh Majelis Tarjih dan PCIM Saudi secara umum. Buku ini diharapkan dapat disesuaikan isinya agar bisa diterima oleh kalangan umum maupun internal, serta disusun berdasarkan tema atau lokasi agar tidak bertele-tele.

“Buatlah khutbah yang efektif, ringkas, jelas, dan sesuai dengan rujukan yang muktamad,” pungkas Ustadz Budi, menutup sesi dengan harapan lahirnya karya tulis yang bermanfaat luas.

Ringkasan Tips Penulisan Khutbah ala Ustadz Budi Marta Berikut adalah 9 poin taktis yang dirangkum dari materi beliau untuk para khatib dan penulis:

  • Poin 1: Cari diferensiasi/keunikan sudut pandang.
  • Poin 2: Gunakan pembuka (hook) yang mengejutkan.
  • Poin 3: Sisipkan kisah inspiratif yang singkat (storytelling).
  • Poin 4: Fokus pada satu gagasan utama (single message).
  • Poin 5: Perkuat dalil dengan data faktual.
  • Poin 6: Gunakan bahasa yang hidup, tidak kaku/rumit.
  • Poin 7: Buat punchline atau pertanyaan retoris.
  • Poin 8: Berikan solusi praktis, bangun optimisme.
  • Poin 9: Tutup dengan harapan dan motivasi yang kuat.

Penulis: Zidan Nayyiv Rosyadi